Buat pupuk kompos dari sisa makanan merupakan solusi praktis untuk mengurangi limbah rumah tangga. Proses pengomposan mengubah limbah organik menjadi pupuk berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi tanaman. Selain itu, metode ini juga membantu mengurangi sampah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir.

Langkah pertama dalam membuat kompos adalah memisahkan sisa makanan organik dari sampah lainnya. Kemudian, siapkan wadah atau komposter yang memiliki sistem drainase yang baik untuk proses pengomposan. Pastikan juga wadah tersebut memiliki lubang udara yang cukup untuk mendukung aktivitas mikroorganisme dekomposer.

Proses pengomposan memerlukan keseimbangan antara bahan hijau dan bahan cokelat untuk hasil optimal. Bahan hijau seperti sisa sayuran dan buah-buahan menyediakan nitrogen yang diperlukan mikroorganisme. Sementara itu, bahan cokelat seperti daun kering dan kertas memberikan karbon sebagai sumber energi. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup / Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, pengomposan rumah tangga dapat mengurangi volume sampah hingga 40%.

Setelah mencampur bahan-bahan tersebut, aduk kompos secara berkala setiap minggu untuk memastikan aerasi yang baik. Proses ini biasanya memakan waktu 2-3 bulan hingga kompos matang dan siap digunakan. Kompos yang sudah jadi memiliki warna kehitaman, berbau tanah, dan tekstur yang gembur. Untuk informasi lebih lanjut tentang praktik ramah lingkungan, SMAIT Dipatiukur telah menerapkan program pengelolaan sampah organik dalam kurikulum pendidikan lingkungan.

Manfaat buat pupuk kompos tidak hanya terbatas pada pengurangan limbah saja. Pupuk kompos juga meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman secara bertahap. Dengan demikian, pengomposan sisa makanan menjadi kegiatan yang menguntungkan baik untuk lingkungan maupun kebun rumah tangga.